Senin, 09 Mei 2011

KEADAAN ANEMIA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR

Telah banyak penelitian dilakukan mengenai hubungan antara keadaan kurang besi dan dengan uji kognitif. Walaupun ada beberapa penelitian mengemukakan bahwa defisiensi besi kurang nyata hubungannya dengan kemunduran intelektual tetapi banyak penelitian membuktikan bahwa defisiensi besi mempengaruhi pemusnahan perhatian (atensi), kecerdasan (IQ) , dan prestasi belajar di sekolah. Denganl memberikan intervensi besi maka nilai kognitif tersebut naik secara nyata. Salah satu penelitian di Guatemala terhadap bayi berumur 6-24 bulan. Hasil, penelitian tsb menyatakan bahwa ada perbedaan skor mental (p<0,05) dan skor motorik (p<0, 05) antara kelompok anemia kurang besi dengan kelompok normal. Pollit, dkk melakukan penelitian di Cambridge terhadap 15 orang anak usia 3-6  tahun yang menderita defisiensi besi dan 15 orang anak yang normal, status besinya sebagai kontrol. Pada awal penelitian anak yang menderita defisiensi besi menunjukkan skor yang lebih rendah daripada anak yang normal terhadap uji oddity learning. Setelah 12 minggu diberikan preparat besi dengan skor rendah pada awal penelitian, menjadi normal status besinya diikuti dengan kenaikan skor kognitif yang nyata sehingga menyamai skor kognitif anak yang normal yang dalam hal ini sebagai kelompok kontrol.


a)      Pengaruh Anemia Terhadap Prestasi Belajar

Penelitian yang dilakukan Ama (1987) ternyata anemia mempengaruhi daya konsentrasi, daya persepsi dan perhatian anak. Seseorang yang menderita anemia defisiensi Fe, maka jumlah hemoglobin dalam darahnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak anemia. Hemoglobin merupakan protein utama dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan perifer ke paru-paru. Seseorang yang mempunyai kadar Hb di dalam darah lebih rendah dari nilai normal, menyebabkan gangguan pada proses belajar, baik karena menurunnya daya ingat ataupun berkurangnya kemampuan berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuan berkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui serangkaian proses metabolisme. Pertukaran zat atau proses metabolisme adalah semua rangkaian reaksireaksi kimia dalam tubuh dengan tujuan untuk menghasilkan energi. Untuk dapat berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh diperlukan oksigen (O2) sebagai bahan bakar yang diperoleh dari proses respirasi. Hemoglobin (Hb) merupakan molekul utama yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Melalui fusi ini oksigen dibawa dari paru-paru diedarkan keseluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Faktor yang sangat mempengaruhi suplai oksigen kepada jaringan tubuh adalah jumlah sel-sel darah merah dan jumlah hemoglobin (Hb) yang terdapat di dalamnya. Seseorang yang menderita anemia defisiensi zat besi, maka jumlah hemoglobin dalam darahnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak anemia. Dengan demikian orang yang menderita anemia suplai O2 ke dalam jaringan-jaringan tubuh akan mengalami gangguan karena alat transportasinya kurang, secara otomatis O2 yang diangkutpun menjadi berkurang. Dengan berkurangnya O2 yang ada dalam jaringan tubuh maka proses metabolisme akan terganggu dan tidak dapat optimal. Dengan tidak optimalnya proses metabolisme maka kebutuhan akan energi untuk proses belajar mengalami gangguan. Semakin tinggi kadar Hb dalam darah, maka semakin banyak pula oksigen (O2 ) yang dapat diangkut ke berbagai jaringan tubuh (Ganong, 1990)

  STRATEGI PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI
Strategi penanggulangan anemia gizi secara tuntas hanya mungkin kalu intervensi dilakukan terhadap sebab langsung, tidak langsung maupun mendasar. Secara pokok strategi itu adalah sebagai berikut :

1.      Terhadap penyebab langsung
Penanggulangan anemiagizi perlu diarahkan agar :
a.       Keluarga dan anggota keluarga yang resiko menderita anemia mendapat makanan yang cukup bergizi dengan biovailabilita yang cukup.
b.      Pengobatan penyakit infeksi yang memperbesar resiko anemia.
c.       Penyediaan pelayanan yang mudah dijangkau oleh keluarga yang memerlukan, dan tersedianya tablet tambah darah dalam jumlah yang sesuai.

2.      Terhadap penyebab tidak langsung.
Perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan perhatian dan kasih sayang di dalam
keluarga terhadap wanita, terutama terhadap ibu yang perhatian itu misalnya
dapat tercermin dalam :
a.  Penyediaan makanan yang sesuai dengan kebutuhanny terutama bila hamil.
b.  Mendahulukan ibu hamil pd waktu makan
c.  Perhatian agar pekerjaan fisik disesuaikan dengan kondisi wanita/ibu hamil

3.      Terhadap penyebab mendasar
Dalam jangka panjang, penanggulangan anemia gizi hanya dapat berlangsung
secara tuntas bila penyebab mendasar terjadinya anemia juga ditanggulang,
misalnya melalui:
  • Usaha untuk meningkatkan tingkat pendidikan, terutama pendidikan wanita.
  • Usaha untuk memperbaiki upah, terutama karyawan rendah.
  • Usaha untuk meningkatkan status wanita di  masyarakat
  • Usaha untuk memperbaiki lingkungan fisik dan biologis, sehingga mendukung status kesehatan gizi masyarakat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar