KEMASAN EDIBLE
I.
Pengertian
Kemasan edibel adalah kemasan yang dapat ikut dikonsumsi,
bersifat mewadahi dan memberi bentuk yang bersifat melindungi bahan pangan dari
kehilangan substansi yang mudah menguap (volatil), reaksi antarsubstansi,
penyerapan uap air dari udara dan reaksi ketengikan oksidatif. Kemasan edibel
adalah suatu jenis bahan pengemas yang dapat dikonsumsi dan digunakan untuk
membungkus bahan pangan sehingga bahan pangan secara umum terhindar dari
penurunan atau penyimpangan mutu akibat pengaruh lingkungan, dalam jangka waktu
tertentu. Ditinjau dari fungsi pengemasan, kemasan edibel lebih berfungsi
sebagai pelindung bahan pangan dari penyimpangan mutu, kemasan edibel tidak
mengenal migrasi komponen berbahaya dan dapat memperbaiki kekurangan pengemasan
sintesis.
Ciri kemasan edibel yang ideal adalah mampu memberi
perlindungan terhadap produk pangan, dapat meningkatkan mutu dan nilai tambah
produk pangan, bersifat ramah lingkungan, kuat tidak berbahaya bagi kesehatan
konsumen, ramah lingkungan serta mampu mempercepat penyajian makanan.
II.
Bahan- Bahan Pembuat
Komponen utama penyusun edible film dikelompokan menjadi
tiga, yaitu hidrokoloid, lipida, dan komposit. Hidrokoloid yang dapat digunakan
untuk membuat edible film adalah protein (gelatin, kasein, protein kedelai,
protein jagung dan gluten gandum) dan karbohidrat (pati, alginat, pektin, gum
arab, dan modifikasi karbohidrat lainnya), sedangkan lipid yang digunakan
adalah lilin/wax, gliserol dan asam lemak. Dan komposit adalah bahan yang
didasarkan pada campuran hidrokoloid dan lipida. Bahan tambahan lain yaitu
plastisizer adalah bahan organic dengan berat molekul rendah yang ditambahkan
dengan maksud untuk memperlemah kekuatan dari polimer sekaligus meningkatkan
fleksibilitas dan ekstensibilitas polimer.
III.
Proses Pembuatan
Pembuatan edible film meliputi beberapa tahap, diantaranya
pembentukan suspensi pati, pencampuran larutan pembentuk film yaitu suspensi
pati, CMC dan gliserol, pemanasan campuran pembentuk film, penghilangan gas
terlarut, pencetakan dan perataan film dan pengeringan edible film.
Proses pembuatan edible film dimulai dari pelarutan bahan
dasar berupa hidrokoloid, lipida, atau komposit, kemudian dilakukan penambahan
plastisiser. Campuran dipanaskan dengan suhu 55-700C selama 15 menit.film
dicetak dengan menuangkankan adonan pada permukaan lembar polietilen yang licin
menggunakan autocasting machine. Didiamkan beberapa jam pada suhu 350C dengan
RH 50%. Kemudian dikeringkan selama 12-18 jam pada suhu 300C RH 50%dan disimpan
dalam ruang selama 24 jam menggunakan suhu dan RH ambient. Cara pelapisan untuk
edible coating adalah pencelupan, penyemprotan, atau penuangan.
Pembuatan larutan edible film dari selulosa adalah sebagai
berikut: metilselulosa dilarutkan di dalam campuran air dan etanol (1:2).
Etanol ditambahkan terlebih dahulu, dan diaduk dengan magnetik stirrer skala
tiga selama sepuluh menit, kemudian diikuti dengan penambahan air dan tetap
diaduk selama sepuluh menit. Metilselulosa yang sudah cukup larut dipanaskan di
dalam penangas air pada suhu 85 derajat Celcius, selama 15 menit. Konsentrasi
metilselulosa yang ditambahkan adalah 1,00% dan 1,25%. Kemudian larutan diaduk
lebih cepat yaitu pada skala empat. Gliserol kemudian ditambahkan pada suhu
55-60 derajat Celcius. Lilin lebah ditambahkan setelah suhu mencapai 67-70
derajat Celcius. Pengadukan tetap dilakukan sampai lilin lebah larut sempurna.
Konsentrasi lilin lebah yang dapat digunakan adalah 0,1%; 0,3%; dan 0,5%.
Pemanasan dan pengadukan terus berlanjut hingga suhu mencapai 67-72 derajat
Celcius, selama lebih kurang 30 menit. Larutan pembentuk film tersebut banyak
mengandung gelembung-gelembung udara terlarut. Gelembung-gelembung udara akan
tampak pada film yang telah kering seperti lubang-lubang yang mengganggu
penampakan film dan hasil analisa. Oleh karena itu, gelembung-gelembung gas
perlu dihilangkan dengan pompa vakum selama 3 menit. Proses ini berlangsung
sampai gelembung udara tidak terbentuk lagi. Larutan yang dihasilkan
didinginkan.
IV.
Sifat Fisik Dan Mekanis
Sifat fisik yang digunakan sebagai parameter mutu edible
film adalah ketebalan film, warna, suhu transisi gelasdan aw.
Karakteristik mekanik edible film adalah kuat tarik (tensile
strength), kuat tusuk (puncture strength), persen pemanjangan (elongation to
break), dan elastisitas (elastic modulus).
V.
Kelebihan Dan Kekurangan
Kelebihan edible film yang dibuat dari hidrokoloid
diantaranya memiliki kemampuan yang baik untuk melindungi produk terhadap
oksigen, karbondioksida dan lipid serta memiliki sifat mekanis yang diinginkan
dan meningkatkan kesatuan struktural produk. Kelemahannya, film dari
karbohidrat kurang bagus digunakan untuk mengatur migrasi uap air sementara
film dari protein sangat dipengaruhi oleh perubahan pH.
Kelebihan edible film dari lipid adalah memiliki kemampuan
yang baik untuk melindungi produk dari penguapan air atau sebagai bahan pelapis
untuk mengoles produk konfeksioneri. Kekurangannya adalah penggunaannya dalam
bentuk murni terbatas karena integritas dan ketahanannya tidak terlalu baik.
Edible film dari komposit (gabungan hidrokolid dan lipid)
dapat meningkatkan kelebihan dari film hidrokoloid dan lipid, serta mengurangi
kelemahannya.
Kelebihan kemasan edibel selain dapat melindungi pangan,
kemasan ini aman dikonsumsi bersamaan dengan pangan yang dibungkus.
VI.
Aplikasi Pada Produk Pertanian
Edible film diaplikasikan pada makanan dengan cara
pembungkusan, pencelupan, penyikatan atau penyemprotan.
Contoh pangan yang menggunakan kemasan edible diantaranya,
produk pangan seperti sosis,pizza, confectionary disamping itu juga digunakan
sebagai pelindung produk buah-buahan seperti buah apel, buah peer dsb.
VII.
Pustaka
Sumber : Farmamin dan Perbekalan Kesehatan dan( Dikutip
:Dra.Efriza/Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan)
Diposkan oleh Berani Tampil Beda
di 06:49 sumber; http://agus89smart.blogspot.com/2009/07/peper.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar